Sabtu, 05 Oktober 2013

PNEUMONIA

           Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi paru yang banyak disebabkan oleh bakteri, tetapi juga dapat disebabkan oleh agen infeksius lain seperti jamur, parasit dan virus, yang menjadi salah satu masalah penting yang mempengaruhi kelompok umur didunia .(1)
Pneumonia sendiri dibagi menjadi beberapa penyakit berdasarkan tempat didapatkannya :

a.     Pneumonia Nosokomial :
Pneumonia Nosokomial adalah pneumonia yang didapat selama perawatan rumah sakit.(2) Infeksi di unit perawatan intensif (ICU) merupakan penyebab utama terjadinya pneumonia nasokomial . Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi sakit kritis pneumonia berkembang, di antaranya yang paling penting mungkin intubasi trakea untuk memungkinkan ventilasi mekanik.(3)

b.     Pneumonia Komunitas :
Pneumonia Komunitas atau pneumonia yang didapat (acquired) merupakan infeksi paru-paru serius dan biasanya diobati dengan antibiotik. Bakteri yang menyebabkan pneumonia komunitas diperoleh diluar rumah sakit,  dan dibagi menjadi dua yaitu bakteri 'khas' dan 'atipikal', dengan metode setiap pengobatan antibiotik yang berbeda.
a.     Bakteri atipikal termasuk : Legionella pneumophila (L. pneumophila), Mycoplasma pneumoniae (M. pneumoniae) dan Chlamydia pneumoniae (C. pneumoniae).
b.     Bakteri khas yaitu agen penyebab CAP adalah Streptococcus pneumoniae (S. pneumoniae).
Pneumonia dalam hal ini adalah suatu infeksi paru yang terjadi baik oleh inhalasi maupun yang melalui sirkulasi darah. (1,4)
ETIOLOGI
          Pneumonia bisa disebabkan karena kuman, misalnya infeksi melalui droplet sering sebabkan Streptococus Pneumonia, melalui infus oleh Staphylococus Aureus sedangkan infeksi pada pemakaian ventilator oleh Pneumonia Aeruginosa dan Enterobacterium. (5)


Etiologi Pneumonia berdasarkan tempatnya :
a.     Pneumonia Nosokomial
          Biasanya didapatkan pada ruangan ICU rumah sakit, sebagian besar tidak diketahui penyebabnya, akan tetapi ada beberapa bakteri yang didapatkan adalah Staphylococus Aureus, Methicilin resisten S. Aureus, Ps. Aeruginosa, Anaerob, Acinobachter Spp.(5)

b.     Pneumonia Komunitas
Biasanya didapatkan diluar rumah sakit sama seperti pneumonia nasokomial itu sebagian besar tidak diketahui penyebabnya, akan tetapi ada beberapa bakteri yang sering menginfeksi yang dilaporkan yaitu Streptococus Pneumonia pada 9-20% kasus dan Chlamydia Pneumonia pada 17% kasus.(5)

EPIDEMIOLOGI
Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut diparekim paru yang serius dijumpai sekitar 15-20%. Kejadian Pneumonia di ICU lebih  sering dibandingkan dengan Pneumonia diruangan umum, yaitu dijumpai pada hamper 25% dari semua infeksi di ICU dan 90% terjadi pada saat ventilasi mekanik.(5)


PATOFIOLOGI
Pathogen yang sampai ke trachea terutama berasal dari inspirasi bahan orofaring, kebocoran melalui mulut saluran endotrakeal, inhalasi dan sumber bahan pathogen yang mengalami konsolidasi dipipa endotrakeal. Apabila terjadi infeksi bila pathogen yang masuk saluran pernafasan bagian bawah tersebut mengalami konsolidasi setelah dapat melewati hambatan mekanisme pertahanan inang berupa daya tahan  mekanik (epitel cilia dan mucus), humoral (antibody dan komplemen) dan selular (leukosit polinuklir, makrofag, limfosit dan sitokinnya). Kolonisasi terjadi akibat adanya penyakit penyerta yang berat, tindakan bedah, pemberian antibiotik, obat – obatan lain dan invasif pada saluran pernafasan. Mekanisme lainnya adalah pasasi bakteri pencernaan ke paru, penyebaran hematogen, dan akibat tindakan intubasi.(5)

MANISFESTASI KLINIS
Pada umumnya pneumonia memiliki gejala yang hampir sama(6)
ü Sesak nafas yang progresif yang disebabkan karena penurunan pertukaran gas.
ü Batuk akibat proses inflamasi
ü Sputum yang berwarna merah karat yaitu akibat Str. Pneumonia , merah muda akibat Stp. Aureus atau kehijauan dengan bau khas akibat Pseudomonas Aeruginosa
ü Demam menggigil akibat proses inflamasi
ü Nyeri dada akibat iritasi pleura
ü Bunyi Crackle merupakan indikasi adanya infeksi jalan nafas bawah.
ü Bunyi Mengi (wheezing) yang terdengar karena penyempitan saluran nafas.
ü Keletihan akibat inflamasi dan hipoksia, akibat infeksinya serius
ü Nyeri pleura akibat edema pleura
DIAGNOSIS
a. Anamnesis
·        Batuk
·        Sesak nafas
·        Demam
·        Nyeri dada
·        Sputum berwarna merah karat
·        Cepat lelah
·        Bunyi pernafasan abnormal
b. Pemeriksaan Fisis
·        Inspeksi
1.     Demam
2.     Sesak nafas
3.     Pucat
4.     Batuk

·        Palpasi
1.     Demam mengigil
2.     Kurangnya vocal fremitus

·        Perkusi
Didapatkan bunyi pekak pada dada akibat udem pleura

·        Aukultasi
1.     Didapatkan bunyi nafas crackle
2.     Didapatkan bunyi nafas mengi (wheezing)
c.      Pemeriksaan Penunjang
a.     Pemeriksaan Laboratorium(2)
1.     Pemeriksaan sputum
Dilakukan untuk mengetahui penyebab dari pneumonia diambil dengan cara adekuat dan kultur.
2.     Pemeriksaan darah
Untuk melihat biakan yang positif.

b.     Pemeriksaan Radiologi  
1.     Foto X-ray Dada
Didapatkan peningkatan densitas dengan eksudat dan cairan inflmasi yang menempati ruang alveolus. Udara yang tetap mengisi bronkus yang terlihat tampak seperti lusensi berbentuk garis ( konsolidasi dengan bronkogram udara).(7)

PENATALAKSANAAN
A.   NON – MEDIKAMENTOSA
a.     Pneumonia Nosokomial
Dilakukan program pengawasan dan pengontrolan infeksi termasuk pendidikan staf pelaksana, pelaksanaan tehnik isolasi dan praktek pengontrolan infeksi. Pembatasan penggunakan selang nasogastric atau endotrakeal atau pemakaian obat sitoprotetif sebagai pengganti antagonis H2 dan antacid.(5)
b.     Pneumonia Komunitas
Pemberian vaksinasi influenza dan pneumokokus pada orang yang beresiko tinggi, dengan gangguan imunologis, penyakit berat termasuk penyakit paru kronik, hati, ginjal dan jantung.(5)

B.   MEDIKAMENTOSA
a.     Pneumonia Nosokomial
Dilakukan terapi empiric awal dengan antibiotic spektrum terbatas atau spectrum luas antibiotic untuk patogen.(5)
Antibiotic
Dosis
Sefaloseforin
Antipseudomonas
-         Cafepine
-         Caftazidime
Carbapenem :
-         Imlpenam

-         Meropenem
B lactam/ B lactamase inhibitor :
-         Pipreasilin-tazobaktam
Aminoglikosida :
-         Gentamisin
-         Toramisin
-         Amikasin
Kulnolon antipseudomonas
-         Levofloksasin
-         Ciprofloksasin
Vancomisin
Linezolid


1-2 gram tiap 8-12 jam
1         gram tiap 8 jam

0,5 gram tiap 6 jam atau 1 gram tiap 12 jam
1 gram tiap 8 jam

4,5 gram tiap 6 jam

7 mg/kg/hari
7 mg/kg/hari
20 mg/kg/hari

750 mg/hari
400 g/8 jam
15 mg/kg/12jam
600 mg/12 jam

b.     Pneumonia Komunitas
Pemberian antibiotic yang bergantung pada etiologi.(4, 8)
1.     Pada tipe atipikal dapat diberikan eritromisin
a.     Dosis pada orang dewasa 1-2 g/ hari, dibagi dalam 4 dosis. Dan dapat ditingkatkan 2x lipat pada infeksi berat.
b.     Dosis pada anak – anak 30 – 50 mg/kg berat badan sehari dibagi 4 dosis, diberikan sebelum makan.
2.     Pada gram negatif dapat diberikan sefalosporin dan penisilin spectrum luas.
a.     Sefalosporin
- Sefakdroksil :
Ø Dosis pada orang dewasa 0,5 – 1 g/h – 2x
Ø Dosis pada anak – anak 30 mg/kg/h dalam 2 dosis
b.     Penisilin


Dalam bentuk tablet 250 mg dan 625 mg dan bentuk sirup 125 mg/5 mL.

DAFTAR PUSTAKA
1. Corticosteroids for pneumonia. Available from : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0014588/ , 16 Maret 2011 [Accsessed Desember 2012]
2.     Prof. dr. H. Tabrani Rab. Ilmu Penyakit Paru. TIM
3.     A review of strategies intended to limit duration of antibiotic therapy for hospitalacquired pneumonia in intensive care unit patients. Available from : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0016193/ , 5 oktober 2011 [Accsessed Desember 2012]
4.     Initial antibiotic treatment for coverage of 'atypical' pathogens for communityacquired pneumonia in hospitalized adults. Available from : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0012775/ , 12 September 2012 [Accsessed Desember 2012]
5.     Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi V. FKUI
6.     Corwin J. Buku Saku Patofisiologi. Edisi III. EGC
7.     Pradip R. Patel. Lacture Notes Radiologi. Edisi II. Erlangga
8.     Departemen Farmakologi dan Terapeutik. Farmakologi dan Terapi. Edisi V. FKUI

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates